Arsip untuk April 10th, 2008

Negatif Pertama

Seorang teman tengil melapor kalau dia baru saja mencoba pengalaman pertamanya dengan kamera SLR. Tentu setelah saya panas-panasi agar ia punya keberanian belajar dengan film saja, tidak bermahal-mahal dengan digital. Salut untuk yang satu ini, karena tak banyak yang punya kenekatan sama. Rata-rata orang terlalu takut bikin foto jelek, ingin langsung bagus. Maka mereka berpikir Digital-SLR lah satu-satunya pemecahan.

Saya sendiri dulu dipanas-panasi teman dan dosen saya untuk pakai film saja kalau mau belajar (Teman saya ini fotografer profesional, jadi sarannya memang tidak untuk diragukan. Dosen saya? Apalagi…).

Buat apa cape-cape pake Film, Har? Kan modalnya mahal! Repot lagi!

Pikiran sama pernah terlintas di kepala saya. Apalagi setelah ngiler ngeliat teman saya pakai D100nya. Apalagi foto-foto saya tak kunjung bagus. Tapi setelah lama memotret saya baru sadar kalau itu semua salah.

Lanjutkan membaca ‘Negatif Pertama’

Mari Dinginkan Si Jendral

Ada yang kegerahan membaca post Jendral-Jendralan saya kemarin? Oke, waktunya klarifikasi.

Di luar alasan mengkritik Undang-Undang ITE yang rada kebablasan dalam membatasi kebebasan pengguna internet, saya memiliki misi utama menjelaskan cara mengapresiasi karya seni. Sepertinya hal ini sudah saya lakukan di post lain, tapi akan lebih menarik kalau “digoreng” sedikit. Buktinya sukses, 25 komentar dan 225 pageview dalam sehari masuk ke topik tersebut. Post itu mengundang perhatian.

Wokeh, inti utama mengapresiasi karya seni adalah ia tak bisa dijudge secepat mata memandang atau telinga mendengar. Sebab seringkali seorang seniman menyembunyikan orang yang ingin dia bicarakan (subjek), apa yang sedang terjadi (predikat), dan korban dari sebuah peristiwa (objek). Jangan heran, dalam sejarah sudah banyak seniman masuk penjara atau mengorbankan nyawanya hanya demi sebuah karya.

Lanjutkan membaca ‘Mari Dinginkan Si Jendral’

Mau Blog Seger-Seger?

Ini silakan, ada satu lagi blogger cewe. Sudah saya rayu 6 bulan sampe akhirnya menyerah. Awalnya dia emoh, katanya blog ga menghasilkan apa-apa. Tapi perjuangan keras saya membuahkan hasil juga (termasuk ngasih lihat blognya tokoh seperti Yusril dan Pak Budi). Jadi deh akhirnya dia minta bikinin account blog yang baru.

Nama blognya: Bulat Telur!

Tapi tidak seperti blognya Dian Sastro ato Wulan Guritno, tentu dia ga boleh digenitin. Pertama karena dia ga mau jadi seleb baru (serius, dia bahkan minta blognya ga bisa disearch lewat gugel!), dan yang kedua karena dia pacar saya, hohohoho.

Beda dengan saya yang bawel dan sok kritis, pacar saya ini punya pikiran lebih tenang dan mendayu. Jadi kalau melihat gimana kontrasnya sisi kami berdua, monggo silakan dibandingkan. \:D/

Gimana pacar sampeyan, sudah ngeblog belum?


Bumi Magenta!

Arsip

Bebas bertanggung jawab

Tulisan di blog ini ada di bawah lisensi Creative Commons with attribution 2.5. Syarat untuk menyalin blog ini adalah menyertakan url blog ini sebagai sumber.
April 2008
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930