Arsip untuk April 17th, 2008

PKS Lagi..?!

Hebat.. lagi-lagi PKS dapat angin segar, kali ini di Sumatera Utara. Dan di Sindo hari ini saya baca Partai Demokrat berani memberi selamat dan salut dengan kemenangan PKS di beberapa daerah.

Senang sekali rasanya negara ini mulai dewasa. Tidak akan ada lagi istilah menggalang massa. Tak akan ada lagi bagi-bagi duit a.k.a serangan fajar. Tidak ada lagi intimidasi-intimidasian (semoga). Yang ada semua parpol sibuk meyakinkan calon pemilih. Tentu dengan cara yang jujur. Pemilih kita pun sudah pintar-pintar, kok.

Sekarang tinggal pembuktian, Hade di Jawa Barat menjanjikan 1 juta lapangan kerja. Mari kita catat itu di agenda. Buktikan hingga 5 tahun lagi, janji itu terpenuhi tidak?

~Hayo.. demokrasi tidak berhenti di kotak suara saja.

Uruslah Urusanmu Sendiri

Blogwalking lagi. Agak terhenyak dengan tulisan di sini. Iya juga, selama ini saya sering bersingkap dengki terhadap kesalahan orang lain. Padahal mungkin kesalahannya itu tidak seberapa. Atau bisa jadi malah saya tidak tahu kalau dia sebenarnya tidak salah apa-apa.

Oke, kalaupun orang itu bersalah, lalu apa otoritas saya? Mengapa saya harus repot-repot merecoki? Mengapa saya harus berusaha menyingkirkan? Mengapa saya harus menyabotase? Mengapa harus membalas? Artinya saya tidak kalah jelek dari orang itu, kan?

Akhlak adalah urusan yang dipegang masing-masing orang, benar tidak?

Sosok Kompas Hari Ini

Kamis sebelum kuliah, tumben-tumbennya saya bangun pagi sekali. Sekalian baca koran sambil sarapan, ada kisah Totok Agung Dwi Haryanto di halaman belakang. Ia berjasa menemukan tiga padi gogo aromatik.

Padi goyang agogo?!?! Apaan tuh, Har?

Itu lho, padi untuk lahan kering. Banyak ditanam di ladang-ladang (mungkin terutama di Sumatera? Saya kurang tahu). Saya pernah nyoba makan beras yang beginian. Baunya apek sekali. Mirip nasi yang udah berhari-hari dipanaskan terus. Tidak enak sama sekali, pantas harganya murah.

Tapi padi gogo aromatik temuan Mas ini diklaim tidak bau lagi. Kualitasnya bisa bersaing dengan beras pulen. Jadi lima jempol untuk temuannya, nanam padi di Indonesia tidak lagi terbatas lahan.

* Keterbatasan selalu menghasilkan kreativitas, yes? Tolong pemerintah hargai tuh, jangan sibuknya ngasih lencana pahlawan ke politikus aja.

ilid2.png


Bumi Magenta!

Arsip

Bebas bertanggung jawab

Tulisan di blog ini ada di bawah lisensi Creative Commons with attribution 2.5. Syarat untuk menyalin blog ini adalah menyertakan url blog ini sebagai sumber.
April 2008
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930