Karya seni itu hasil dari otak kanan. Ia tidak bicara benar-salah. Ia tidak menyajikan keakuratan data. Ia bisa sangat multitafsir. Maka bukan detail-detailnya yang harus dipentingkan, namun bagaimana kita mengambil sikap terhadap keseluruhan karya tersebut.
Saat kita mencerna sebuah Fitna dengan emosi, maka emosilah yang kita dapatkan. Saat kita menanamkan kebencian kepada Wilder Geert, mengolok-oloknya tanpa puas, maka kebencian dan olokan pulalah yang datang dari film itu. Bayangkan, saat ada jutaan orang ingin membenci Fitna, ratusan pemuka agama ingin mengecamnya, maka kebencian itu akan terus menguat dan menguat, tanpa ada yang bisa membantahnya.
Sebaliknya jika kita berpikir positif terhadapnya, mencoba mengambil hikmahnya, maka hikmah itu sendirilah yang akan kita terima. Saat kita membuka diri terhadap kritik, maka kritik membangunlah yang kita dapat. Saat kita berhasil meredam amarah, senyumlah yang akan kita tuai.
Bukan begitu? Atau saya salah?
Waaa!!! ada kata-kata F*tna disini!!
Pak Menteri!! Blokir blog ini segera!!
😆
Susah mas, kalau sudah fanatik.
itu dia, karena saia fun baru sadar, bahwa ternyata blogger itu adalah masyarakadh endonesa juga……
if you know what i mean, my man…
mhuauahuhauhauhauahua
sasaran apresiasi adalah menunjukkan keindahan dan kebaikan suatu karya melalui sebuah pengamatan yang serius. kalau tujuan kita mengapresiasi adalah untuk menjadikan batu koral sebagai mutiara, ya yang begitu tidaklah benar. kalau menjadikan mutiara sebagai batu koral, itu juga tidak benar.
namanya penilaian, terkadang memang hanya meninjau satu aspek dan melupakan aspek lainnya. jikalau hal itu terjadi, maka kita akan salah dalam menilai karya.
kalau ada orang yang bilang fitna itu jahat, kejam, dan menghina, maka, memang betul, kata penulis artikel, kalau karya itu akan memiliki nilai-nilai begitu. jikalau sudah begitu, kita tinggal menunggu orang yang paling bijak untuk bicara.
hakikatnya, setiap karya punya dampak negatif dan dampak positif. semakin banyak dampak positifnya, maka akan semakin tinggi nilai keindahannya. andaikata dampak negatif suatu karya yang kecil lalu dibesar-besarkan juga akan membuat karya kehilangan hakikatnya. saat seperti itu, yang dinilai bukan lagi karyanya, tetapi yang dikritik adalah penilainya.
Pengertian mengapresiasi sama mengapresiasi sastra apa ya? mksh
Dalam ” hari – hari “