Arsip untuk April 11th, 2008

Terima Kasih Pak Menteri!

Teruntuk Bapak M. Nuh, Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.

Kita semua mengerti bahwa ocehan mengenai agama sudah lazim di negara yang memiliki tingkat kebebasan berbicara lebih daripada kita. Dan suka tidak suka, pengaruh kebebasan seperti itu pun akan masuk ke negara kita tercinta. Semua hanya masalah waktu.

Yang terpenting dari sebuah kebebasan berbicara bukanlah mengungkapkan yang benar-benar saja. Ia hanya bisa ada jika semua orang diperbolehkan berpikir dan berbicara sesuai keinginannya masing-masing. Dari sanalah tercipta kesetimbangan. Yang berada di pihak benar bisa menyatakan kebenarannya, begitu pula orang-orang di pihak yang salah. Kami semua akan berdebat hingga bisa melihat posisi masing-masing dan menyepakati kebenaran yang sebenar-benarnya.

Buruk? Tidak sama sekali. Dari sanalah bangsa kita belajar untuk dewasa. Kepala boleh panas, makian boleh terlontar, tapi lengan baju tak boleh disingsingkan untuk membungkam lawan bicara. Tak perlu ada pentungan, tak perlu ada perusakan konsulat.

Tidakkah itu indah? Tidakkah itu dewasa?

Maka adalah sebuah tindakan sia-sia saat dulu kita dengan gegabah menutup-nutupi sumber sebuah pertengkaran. Itu artinya sama saja seorang juri ikut campur membela satu pihak dalam sebuah acara debat. Itu akan mengajari rakyat kita untuk terus menjadi anak-anak, disuapi kebenaran tanpa perlu bersusah-payah mencarinya.

Jadi terima kasih Bapak sudah mendengar aspirasi kami. Terima kasih untuk membuka akses kami ke layanan pertukaran video internasional bernama You-Tube. Terima kasih sudah membiarkan kami belajar dewasa, dengan cara kami sendiri-sendiri.

Terima kasih untuk Bapak, terima kasih untuk semua yang sudah berjuang.

Kok, Begitu?

Saya yakin rata-rata pembaca blog ini terheran-heran dengan banyak tulisan saya di blog ini. Banyak sekali yang tidak masuk akal dan bernada kurang ajar. Contohnya saja saat saya menuding orang Indonesia yang juga maling budaya seperti Malaysia (lho, saya kan bukan penduduk negeri jiran itu?), atau berani-beraninya saya menggugat muslim yang katanya 80% dari populasi Indonesia itu (padahal saya kan sendiri pemeluk islam?).

Suka tidak suka, pasti banyak komentar dan cacian yang masuk. Masih untung yang berani nulis makiannya di blog saya. Lah apa kabar dengan silence majority?

Tapi tunggu dulu.. saya sudah wanti-wanti sebelumnya kalau blog ini sekedar permainan angan-angan. Ia  menyajikan cara pikir nakal alias aneh bin ajaib.

Lanjutkan membaca ‘Kok, Begitu?’

Komentar dengan Emosi

Blog adalah media untuk berkomentar tentang apa saja, mulai dari topi hingga celana dalam.

Maka saat teman saya mengingatkan untuk tidak menulis di blog dengan emosi, tiba-tiba saya tersadar. Ya, ungkapkanlah ekspresimu dengan bebas sekaligus menjaga perasaan lawan bicaramu. Tak ada gunanya beropini kalau pikiran kita keburu dijudge negatif oleh orang lain.

Perubahan baru dalam tulisan-tulisan saya mulai dari sekarang, jaga pengaruh emosi di level yang sepatutnya.

Aspirasi Putih

Beri kami satu ruang

Tuk katakan yang benar,

kuburkan yang salah

Biarkan kami tumpahkan

aspirasi putih kami

Lanjutkan membaca ‘Aspirasi Putih’


Bumi Magenta!

Arsip

Bebas bertanggung jawab

Tulisan di blog ini ada di bawah lisensi Creative Commons with attribution 2.5. Syarat untuk menyalin blog ini adalah menyertakan url blog ini sebagai sumber.
April 2008
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930