Teruntuk Bapak M. Nuh, Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Kita semua mengerti bahwa ocehan mengenai agama sudah lazim di negara yang memiliki tingkat kebebasan berbicara lebih daripada kita. Dan suka tidak suka, pengaruh kebebasan seperti itu pun akan masuk ke negara kita tercinta. Semua hanya masalah waktu.
Yang terpenting dari sebuah kebebasan berbicara bukanlah mengungkapkan yang benar-benar saja. Ia hanya bisa ada jika semua orang diperbolehkan berpikir dan berbicara sesuai keinginannya masing-masing. Dari sanalah tercipta kesetimbangan. Yang berada di pihak benar bisa menyatakan kebenarannya, begitu pula orang-orang di pihak yang salah. Kami semua akan berdebat hingga bisa melihat posisi masing-masing dan menyepakati kebenaran yang sebenar-benarnya.
Buruk? Tidak sama sekali. Dari sanalah bangsa kita belajar untuk dewasa. Kepala boleh panas, makian boleh terlontar, tapi lengan baju tak boleh disingsingkan untuk membungkam lawan bicara. Tak perlu ada pentungan, tak perlu ada perusakan konsulat.
Tidakkah itu indah? Tidakkah itu dewasa?
Maka adalah sebuah tindakan sia-sia saat dulu kita dengan gegabah menutup-nutupi sumber sebuah pertengkaran. Itu artinya sama saja seorang juri ikut campur membela satu pihak dalam sebuah acara debat. Itu akan mengajari rakyat kita untuk terus menjadi anak-anak, disuapi kebenaran tanpa perlu bersusah-payah mencarinya.
Jadi terima kasih Bapak sudah mendengar aspirasi kami. Terima kasih untuk membuka akses kami ke layanan pertukaran video internasional bernama You-Tube. Terima kasih sudah membiarkan kami belajar dewasa, dengan cara kami sendiri-sendiri.
Terima kasih untuk Bapak, terima kasih untuk semua yang sudah berjuang.
0 Tanggapan to “Terima Kasih Pak Menteri!”